0
0
www.indonesiaexpres.com -Satu lagi daftar anak muda yang bakal masuk ke Parlemen, Siapa ?? Telunjuk bakal mengarah Adjie Yoedho Widhiatmo. Maklumlah, usianya yang menginjak 36 ini, punya nyali mendaftar sebagai anggota parlemen Dati II Bekasi, Jawa Barat.
Kok jadi anggota parlemen sih, bukannya pengusaha? Bagi Adjie, demikian sapaan akrabnya, pengabdian di mana saja, asalkan memberikan kontribusi positif. “Kan pengusaha itu menyediakan lapangan pekerjaan, sedang parlemen mengatur aturan mainnya antara karyawan dan pengusaha agar saling menguntungkan. Tidak ada hak keduanya tercerai berai,” urai Adjie panjang lebar.
Baca juga : Setidaknya 25 orang tewas dalam dua pemboman di ibukota Afghanistan Kabul, termasuk 8 wartawan
Kebetulan, dunia legistatif bukan sesuatu yang baru. Dia menjadi staf ahli anggota DPR di komisi 9 yang membidangi kesehatan dan tenaga kerja periode 2009 – 2014. “Dari situ saya banyak belajar,” jelas Adjie yang besar di Jakarta dan Bekasi.
Sebagai politisi, Adjie menyadari masuk ke parlemen bukan mudah, seperti halnya membalikkan tangan. “Ada proses dan prosedur yang dilalui,” tandasnya.
Sekian di antaranya, “menjajakan” program kepada konsituen (pemilih). “Nah, kita harus melakukan pendekatan khusus kepada mereka,” tutur Adjie. Tanpa adanya pendekatan, tanpa adanya network ( jejaring kerja) jangan berharap tahu kebutuhan konsituen.
Lagi-lagi serba kebetulan. Sebagaj anak Bekasi dia tahu persis kebutuhan mereka. “Selain ekonomi, sosial, kesehatan dan pendidikan, paling penting infrastruktur,” jelas Adjie yang sudah punya network dari tinglat RT, RW, hingga kelurahan.
Baca juga : Waduh…! Dari 5 Kecamatan di Barsel Baru 1 Kecamatan Gelar Sosialisasi PKTD
Dari network itu, dia berusaha menyerap aspirasi masyarakat pemilihnya, atau dikenal sebagai Dapil 5. Misal, soal pentingnya infrastruktur. Menurutnya, sebagai daerah penyanggah Jakarta, Bekasi harus punya jalan yang bagus, tidak terjebak macet. “Survei menunjukkan infrastruktur Dapil 5 masih belum cukup,” tandasnya.
Misal, Adjie menyebut di Kecamatan Muara Gembong, perlu dibangun dermaga yang memadai sebagai penunjang lalu lintas laut. “Jadi aksesnys tidak hanya darat, juga laut,” jelas Adjie.
Ternyata tantangannya bukan hanya merebut tiket masuk, juga setelah masuk iman pun harus ditingkatkan. Maklumlah godaannya sebagai legistatif terbilang berat, seperti mudahnya memperoleh fulus haram secara kolektif.
Ingat saja kasus E-KTP, traveler check pemilihan Deputi Bank Indonesia, dan maraknya Operasi Tangkap Tangan (OTT). “Jadi harus banyak istighfar,” cetusnya tetawa, menyebut korupsi harus ditumpas sampai ke akar – akarnya
Adjie berharap pengabdiannya kepada masyarakat terkabul, dijabah oleh Sang Khalik.”Semoga dapat tiket masuk,” jelas Adjie berjanji akan terus berjuang mewujudkan aspirasi konsituennya. (tim)
